Fenomena Alam Menghantui Pulau Jawa, Benarkah Ramalan Jayabaya tentang Pulau Jawa Akan Terbelah?


Oleh Diani Andriani

Masyarakat Indonesia saat ini menghadapi berbagai kekhawatiran, dikarenakan bencana alam yang terus-menerus terjadi. Bermula dari gempa di Cianjur, disusul dengan gempa-gempa yang merambat di berbagai daerah. Gempa ini bahkan bisa disebut dengan Gempa Megathrust yang perlu di waspadai dan diperhatikan oleh seluruh stakeholder dan masyarakat.

Gempa Megathrust ini telah menjadi ancaman bagi seluruh masyarakat di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Gempa Megathrust mengancam pulau Jawa dengan tsunami di ketinggian mencapai 20 meter sebagai dampaknya.

Zona Megathrust di Indonesia. (FOTO/Dok. BNPB)

Abdul Muhari mengatakan bahwa gempa bumi di Selatan Jawa diprediksi terjadi setiap 400 tahun sekali. Guncangan tersebut terjadi di dua segmen bagian yaitu di Laut Selatan Jawa bagian barat dan timur. Jika di Laut Selatan Jawa bagian barat pecah, maka Gempa Megathrust akan mengguncang wilayah barat dengan kekuatan 8,8 skala richter. Sementara jika Laut Selatan Jawa bagian timur pecah, maka Gempa Megathrust akan mengguncang wilayah timur dengan kekuatan 8,9 Ritcher. Apabila kedua wilayah tersebut secara bersamaan pecah, maka Gempa Megathrust akan terjadi dengan kekuatan 9,1 skala ricther.

Ada sebuah ramalan dari Jayabaya yang menyebutkan tentang hal serupa bahwa pulau Jawa akan terbelah menjadi dua. Jayabaya ini merupakan raja dari Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12. Berdasarkan ramalan tersebut, banyak warga yang meyakini bahwa Pulau Jawa suatu saat nanti akan terbelah menjadi dua.

Pandangan Ki Candan, dikutip dari channel Youtube Was-Was (14/12/2022), ia mengatakan bisa saja terjadi. Menurutnya, mungkin tanpa disadari sebenarnya sudah terjadi, walaupun hanya berapa persen.

Ki Candan menekankan bahwa ia tidak mempercayai ramalan tersebut, tetapi dirinya menghimbau agar masyarakat waspada dengan adanya tanda yang diberikan oleh Tuhan. Masyarakat di Indonesia tidak mengetahui kapan terjadinya bencana-bencana tersebut, karena semuanya kembali kepada sang maha pencipta.

Ki Candan juga menjelaskan bahwa orang-orang pada zaman dahulu melakukan kajian terkait berbagai peristiwa yang diramalkan melalui keilmuan spiritual. Maka daripada itu, jika ramalan itu memang benar, kita harus kembali mengingat Tuhan, bahwa segala sesuatu dan bencana itu merupakan rencana dari Tuhan pemilik alam semesta.

Foto: Ilustrasi Tsunami | Pixabay

By Tim Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *